- Tinggi gumba Jantan : 122-126 cm.
- Tinggi gumba Betina : 105-114 cm.
- Panjang badan Jantan : 125-142 cm.
- Panjang badan Betina : 117-118 cm.
- Lingkar dada Jantan : 180-185 cm.
- Lingkar dada Betina : 158-160 cm
- Tinggi panggul : 122 cm
- Lebar dada: 44 cm
- Dalam dada: 66 cm.
- Lebar panggul : 37 cm
- Berat sapi jantan : 450 kg.
- Berat Sapi Betinanya: 300 – 400 kg.
Karakteristik reproduktif antara lain :
- Fertilitas sapi Bali : 83 – 86 %, lebih tinggi dibandingkan sapi Eropa yang 60 %.
- Periode kehamilan: 280 – 294 hari.
- Persentase kebuntingan: 86,56 %.
- Tingkat kematian kelahiran anak sapi : 3,65 %
- Persentase kelahiran : 83,4 %.
- Interval penyapihan: 15,48 – 16,28 bulan.
- Umur dewasa kelamin betina : 18-24 bulan, kelamin jantan : 20-26 bulan (Payne dan Rollison, 1973; Pane, 1991).
- Umur kawin pertama betina: 18-24 bulan, jantan: 23-28 bulan
- Beranak pertama kali : 28-40 bulan dengan rataan 30 bulan (Sumbung et al., 1978; Davendra et al., 1973; Payne dan Rollinson, 1973).
- Lama bunting : 285-286 hari (Darmadja dan Suteja, 1975).
- Jarak beranak : 14-17 bulan (Darmadja dan Sutedja, 1976).
- Persentase kebuntingan : 80-90%.
- Persentase beranak : 70-85% (Pastika dan Darmadja, 1976; Pane, 1991).
- Rata-rata siklus estrus : 18 hari, pada sapi betina dewasa muda berkisar antara 20 – 21 hari.
- Sedangkan pada sapi betina yang lebih tua : 16-23 hari (Pane, 1979) selama 36 – 48 jam berahi dengan masa subur antara 18 – 27 jam (Pane 1979; Payne, 1971) dan menunjukkan birahi kembali setelah beranak antara 2-4 bulan (Pane, 1979).
- Sapi Bali menunjukkan estrus musiman (seasonality of oestrus), pada Bulan Agustus – januari : 66%. Pada Bulan Mei – Oktober : 71%
- Data dari kelahiran terjadi bulan Mei – Oktober,dengan sex ratio kelahiran jantan : betina sebesar 48,06% : 51,94% (Pastika dan Darmadja, 1976).
- Persentase kematian sebelum dan sesudah disapih pada sapi Bali berturut-turut adalah 7,03% dan 3,59% (Darmadja dan Suteja, 1976).
- Persentase kematian pada umur dewasa sebesar 2,7% (Sumbung et al., 1976).
- Berat lahir sapi Bali anak betina sebesar 15,1 kg,dan 16,8 kg untuk anak jantan (Subandriyo et al., 1979)
- Berat lahir sapi Bali pada pemeliharaan dengan mono kultur padi, pola tanam padi-palawija dan tegalan masing-masing sebesar 13,6, 16,8 dan 17,3 kg (Darmaja, 1980).
- Berat sapih kisaran antara 64,4-97 kg (Talib et al., 2003), untuk sapih jantan sebesar 75-87,6 kg dan betina sebesar 72-77,9 kg (Darmesta dan Darmadja, 1976); 74,4 kg di Malaysia (Devendra et al., 1973); 82,8 kg pada pemeliharaan lahan sawah, 84,9 kg dengan pola tanam padi – palawija, 87,2 kg pada tegalan (Darmadja, 1980).
- Berat umur setahun berkisar antara 99,2-129,7 kg (Talib et al., 2003) dimana sapi betina sebesar 121-133 kg dan jantan sebesar 133-146 kg (Lana et al., 1979).
- Berat dewasa berkisar antara 211-303 kg untuk ternak betina dan 337-494 kg untuk ternak jantan (Talib et al., 2003).
- Pertambahan bobot badan harian sampai umur 6 bulan sebesar 0,32-0,37 kg dan 0,28-0,33 kg masing-masing jantan dan betina (Subandriyo et al., 1979; Kirby, 1979).
- Pertambahan bobot badan pada berbagai manajemen pemeliharaan antara lain pemeliharaan tradisional sebesar 0,23-0,27 kg (Nitis dan Mandrem, 1978); penggembalaan alam sebesar 0,36 kg (Sumbung et al., 1978); perbaikan padang rumput sebesar 0,25-0,42 kg (Nitis, 1976); pemeliharaan intensif sebesar 0,87 kg (Moran, 1978).
Sapi
Bali memiliki sedikit lemak, kurang dari 4% (Payne dan Hodges, 1997)
tetapi persentase karkasnya cukup tinggi berkisar antara 52-60% (Payne
dan Rollinson, 1973) dengan perbandingan tulang dan daging sangat
rendah; komposisi daging 69-71%, tulang 14-17% lemak 13-14% (Sukanten,
1991).
-->Inget Ya Tinggalkan Comentarnya!!!!!